PERTEMUAN KE 8 GMDL 4 “Inklusivitas di dunia digital".

 

Pertemuan. 8  GMDL 4

Rabu, 17 November 2021

Narasumber : Bapak Muliadi, S.Pd

Moderator; Bapak Dail ma'ruf

 

Apakabar para pembaca yang setia.

Kita lanjutkan pembahasan kali  ini  ya ? pokoknya tidak kalah serunya dengan materi sebelumnya, nah sekarang kita  akan membahas  tentang  Inklusi di dunia Digital, memang di terlingga kita tidak terasa asing mendengarnya,  namun kita mencoba untuk step by step untuk membahas lebih dalam lagi.

Sebelumnya saya akan membacakan biodata  yang akan menjadi narsumber pada sore hari ini, ujar moderator.

Nama lengkap. Mulyadi,  S.Pd, M.Pd beliau adalah seorang guru Matematika di SMKN 1 Tolitoli Sulawesi Tengah, telah menyelesaikan S2 Matematika di UNISA tahun 2004, saat ini menjadi Sekretaris  di PGRI Kab. Tolitoli, Guru inti/ Instruktur Matematika  SMA/SMK Kab. Tolitoli. Instruktur K13 kab. Tolitoli, Pengajar Universitas Terbuka (UT) UPBJJ Palu sejak tahun 2006  sampai saat ini.  Penulis kolom opini pad akoran local. Penulis paling aktif di media sosial,  seperti facebook, WA dan Blog.  Bahkan beliu pernah   menuis di balik laya, Writing is my passion, Jagalah Allah maka Allah akan menjaga.

Setelah kita mendengarkan  biodata nara sumber yang hebat ini, maka mari kita dengarkan secara seksama apa yang akan disampaikan kepada kita semua. “Ujar moderator.

Diawal pembicaraan bapak mulyadi mengajukan beberapa pertanyaan ?

Apakah Inklusifitas itu?

Inklusivitas berasal dari kata inklusi, kata ini diambil dari kata “inclusion” yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan kata inklusi adalah eksklusif atau eksclusion, artinya menegasi atau mengeluarkan. Dengan demikian inklusivitas merujuk kepada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial.

Sebagai sebuah sikap, inklusivitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat digital.

Mengapa kita harus bersikap inklusif di era digital?

Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.

Mengapa  masyarakat  digital mesti inklusif?

Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.

Ada beberapa alasan mengapa kita masyarakat digital harus inklusif, yaitu:

Alasan ke 1: Internet bukan lagi barang baru di Indonesia. Oleh sebab itu internet seharusnya bisa dinikmati oleh siapapun dengan mudah. Dari data yang ada, tercatat Indonesia sebagai salah satu pengguna smartphone terbesar di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah pengguna internet terbesar. Berdasarkan data internetworldstats, pengguna internet Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa pada Maret 2021. Sementara rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakases internet adalah 8 jam 52 menit atau sekitar 75% dari waktu yang tersedia. Ini luar biasa, mengingat hampir 3/4 waktu dihabiskan hanya untuk mengamati perangkat digital yang ada. Sebagian besar pengguna memanfaatkan media sosial untuk berinterkasi, berkomunikasi, atau sekedar mencari informasi. Tercatat aplikasi yang paling banyak digunakan secara berturut-turut yaitu youtube, whatsapp, instagram, facebook, lalu twitter

Alasan ke 2: Dunia digital cenderung mempertajam perbedaan dan mempeluas keragaman, baik dari aspek fisik maupun pandagan, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial.

Oleh sebab itu, perlu disikap secara bijak dan benar, berbagai contoh perpecahan atau perkelahian antara warga terjadi hanya akibat penggunaan media sosial

Alasan ke 3: Keunikan yang hadir sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang proporsional sesuai kondisi keunikannya sehingga mereka dapat menikmati layanan dan kebutuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat digital lainnya.

Alasan ke 4: Hak untuk memperoleh akses layanan dan kebutuhan di dunia digital untuk berbagai keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

Masyarakat digital harus dapat mampu bersimpati dan berempati kepada berbagai keunikan akibat keterbatasan fisik atau mental yang diwujudkan dengan menyediakan instrument atau aplikasi yang ramah kepada penyandang disabilitas agar setiap orang dengan segala keterbatasannya dapat menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengembangan diri

dari alasan 1-4 mengungkapkan bahwa kita tidak bisa menghindari era digital... hanya 2 pilihan ikut atau ditinggalkan.  Lantas bagaimana sebaiknya kita menghadapinya?

dan sebagai guru apa yang harus  kita lakukan?

Setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan layanan internet untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusianya

 

3 hal penting dalam inklusivitas dunia digital : Keunikan fisik dan kemampuan, perbedaan dan keragaman, dan...

Indah sekali jika inklusifitas bisa kita hadirkan di lingkungan masing-masing

 jika kita yang normal bisa nikmati serunya era digital dengan smartphone, bagaimana dengan saudara kita yang disabiltas? oleh karena itu kita juga harus menyediakan kemudahan kepada penyandang disabilitas

sesuai dengan kehendak Tuhan tentang penciptaan manusia yang beragam... untuk saling ta'aruf atu mengenali dan kolaborasi

apa upaya kita untuk bisa kembangkan inklusifitas dalam bermedia digital?

Bagaimana cara menciptakan Lingkungan Inklusif pada daerah yg terbatas akses internet maupun perangkatnya?

Bahwa lingkungan yang inklusif dapat dilihat dari tiga hal yang telah saya sebutkan, jika hal tersebut berkaitan dengan kemudahan dalam mengakses internet maka yang harus dilakukan adalah menyediakan akses internet yang lebih baik. Dalam hal ini pemerintah terus berupaya membangun imprastruktur jaringan agar layanan jaringan mudah, dan terjangkau. Sementara itu jika hal tersebut, berkaitan sikap sebagai pengguna internet di dunia digital, maka sikap keterbukaan terhadap perbedaan pandangan harus dapat wujudkan dalam bentuk misalnya tidak mudah terprovokasi, dan dapat menerima perbedaan sebagai sesuatu lumrah

Oleh karena itu yang menjadi prioritas awal untuk mengembangkan pada daerah tersebut. Tentu saja, untuk daerah dengan jangkauan internet yang terbatas, prioritasnya adalah menyediakan imprastruktur yang dapat menyediakan jaringan internet. Bentuk motivasi apa utk menarik masyarakat agar tercipta Lingkungan inklusif sampai pada rasa gotong royong dan saling memiliki.

Motivasi yang harus diberikan kepada masyarakat adalah bahwa perbedaan dan keragaman adalah sebuah keniscyaan, oleh sebab itu keragaman dan perbedaan perlu dikelola secara baik dengan menonjolkan nilai-nilai yang lebih universal, seperti gotong royong.

suatu gambaran dengan lingkungan inklusif ini seperti dalam penggunaan ponsel yang digunakan apakah ada pruduk khusus ponsel yang diciptakan buat anak inklusif.

Selain itu dalam penggunaan ponsel tentunya membutuhkan pendamping penggunaanya untuk anak inklusif...?

menyediakan instrumen atau alat yang memudahkan para penyandang disabilitas sebagai salah satu bentuk perbedaan yang ada dalam lingkungan masyarakat digital  adalah dengan menyediakan perangkat yang ramah terhadap disabilitas, dan hal ini ternyata sudah ada produk gadget yang memiliki fitur pembaca wajah, termasuk smartphone dengan fitur yang sesuai dengan penyandang tuna netra. Kebetulan saya memiliki satu mahasiswa tuna netra yang menggunakan tersebut.

Bagaimana agar akses internet untuk warga tak mampu bisa juga diperoleh? Adakah bantuan dari Keminfo dan Pemkab atau Pemkot, Untuk internet warga secara free, Untuk akses internet gratis sebenarnya sudah ada yang disediakan oleh pemerintah, terutama di desa-desa. Saya kira hampir semua desa di Indonesia telah memperoleh program ini. Sementara untuk interner gratis dari pemerintah daerah tentu hal ini akan bergantung pada program daerahnya masing-masing.

Bagaimana sikap kita dalam menerapkan inklusivitas ini dalam bermedia sosial ?

Kadang dengan terpaksa kita blokir orang orang-orang yang postingannya sangat mengganggu.

Sikap inklusivitas dalam bermedia sosial antara lain dapat dapat diwujudkan dengan sikap saling menghargai dan menghormati hak dan pendapat orang lain, kemudian dapat menerima dan menghargai perbedaan. Sepanjang hal tersebut tidak berkaitan dengan sikap menghina atau bully atau sejenisnya, sebaiknya kita hargai saja sebagai keragaman dalam berpikir. Mungkin, salah satu tindakan yang bijak perlu diblokir sepanjang hal tersebut tidak pihak lain

Dalam Media Digital inklusivitas adalah suatu keharusan. Apakah sudah ada infrastruktur untuk penyandang disabilitas sesuai dengan kekhususan mereka? Jika sudah ada infrastruktur nya apakah sudah ada program digital yang mengkhususkan mereka, dan apa namanya?  Jika mereka mau masuk ke dunia medsos, apakah sudah ada fitur atau medsos mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTEMUAN KE 20: Pengembangan Kualitas Hidup melaui Program Literasi Digital

PERTEMUAN KE 17 Berbagi Praktik Baik literasi Digital

Gelombang 22 Pertemuan. 29 “ Blog Sebagai Sarana Pembelajaran