Pertemuan ke 18, "Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital"

Judul                           : Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital

Hari dan tanggal       : Jum’at, 10 Desember 2021

Pemateri                     : Leni Priska

Moderator                  : Deni Dermawan

Oleh                            : Miswan

 "Buku adalah sihir portabel yang unik dan mungkin satu-satunya sihir sejati yang tidak langsung melepaskan semua rahasianya."

Perjalanan waktu berjalan dengan cepat, tak terasa hari ini sudah memasuki pertemuan ke 18 pada group "GMLD 4".  Berdasarkan informasi dari panita bahwa para peserta dikatakan lulus, harus  mengikuti 17 kali pertemuan dari 20 pertemuan, Insya Allah kita semua bisa menyelesaikan  dengan baik, ayo teman-teman, kita sudah diujung kelulusan, kuatkan niat, buang rasa males yang ada dalam diri kita, yakinkan pasti kita bisa, jika terasa letih, lebih baik kita berhenti sejenak, elakan nafas,  susun strategi baru, kuatkan motivasi Kembali, tanamkan nikmat saling berbagi kebaikan dan motivasi, insya allah tuhan akan menurukan rangkaian kemudahan dari tumpukan kesulitan yang tak bertepi, Dialah Zat yang akan memberikan secercah cahaya semangat disaat kita menemukan jalan buntu yang tidak ada solusi, setelah refresh Kembali, maka Kusiapkan labtob dan gawai ku, kali ini pembelajaranya melalui Zoom meeting, jadi kita bisa langsung bertanya kepada narasumber yang cantik ini. Secangkir jahe panas ditambah roti keju yang lembut, menemani zoom meeting ku, yang ku beli dari abang-abang yang melewati rumah ku,  selanjunya Kubuka grup WA GMLD 4 dan sepuluh jariku mulai berkreaksi. Huruf-huruf pada keyboard laptopku mulai kuelus dan kutekan, satu demi satu merangkai kata merajut kalimat dan menyatu dalam sebuah resume

I. PEMBUKAAN

Dipandu Oleh Moderator

Waktu sudah menunjukan pukul16.10 WIB, Dengan dipandu moderator Deni Dermawan, belajar diawali dengan menyampaikan tema malam ini, yaitu “ Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital. Moderatorpun  membuka acara dengan mengucapkan salam kepada para peserta dan mengajak berdoa agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dengan membaca Q.S: Al-fatihah.

“Yang akan mengisi materi pada malam ini, yaitu Ibu. Leni Priska

,  beliau memili pribadi yang pekerja keras, cinta sama anak-anak, selain itu pengalaman  beliau adalah pernah mengajar sebagai Teacher saint Peter School, Jakarta, 2018, Tunas Bangsa Christian School (2012-2016), Lentera Indonesia School 2012-2016, pengalaman berkerja di PT. SP Adamas, Cikarang, 2009-2010, sebagai Manage dan Control consumption of chemical, cotrol quality of chemical productivity, manage and maintain availability incoing an outgoing of chemical material, PT IHARA KIIC, Karang (2007-2009), sebagai Preparing production plan, lead and control production operator. dll. Untuk lebih jelas lagi silahkan klik link  CV Leni Priska

Untuk selanjutnya mari lah kita sambut ibu……. Berikan tepok tangan yang semerah mungkin….. 

II. MATERI INTI

Oleh Narasumber

Untuk mencairkan suasana maka ibu Leni Priska, mengajak  bermain-main brain storming. Dengan cara mengingat dan menebak gambar yang ditayangkan dalam waktu yang sangat  singkat, suasana terlihat saling berpacu untuk menebak gambar yang ditanyakan narasumber, dengan tujuan   untuk mengukur konsentrasi.


Ada beberapa pertanyaan diataranya: pertanyaan pertama adalah gambar lilin no berapa, yang kedua gambar minyak nomor berapa, dan yang ketiga gambar pensil no berapa. Peserta yang menjawab paling cepat akan  mendapat hadiah yang sudah disediakan oleh narasumber yang hebat ini.

Setelah semua peserta fresh dan ikut terlibat dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, dilanjutkan dengan materi inti tentang Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital.

Sebelum melangkah lebih jauh kita harus mengetahui apa arti literasi

Literasi menjadi hak asasi yang tidak hanya untuk para politisi, orang-orang berdasi, orang berorganisasi dan juga para akademisi. Tradisi literasi bukan sebuah dispensasi dan diskriminasi tetapi bersifat demokrasi.

Literasi memiliki pengertian kemampuan untuk membaca dan memahami sebuah tulisan hingga bisa membuat sebuah tulisan. Literasi yang dimaksud dalam konteks khusus membaca dan menulis.

Next, The Fourth Industrial Revolution menyatakan bahwa dunia telah mengalami empat tahapan revolusi, yaitu: 1) Revolusi Industri 1.0 terjadi pada abad ke 18 melalui penemuan mesin uap, sehingga memungkinkan barang dapat diproduksi secara masal, 2) Revolusi Industri 2.0 terjadi pada abad ke 19-20 melalui penggunaan listrik yang membuat biaya produksi menjadi murah, 3) Revolusi Industri 3.0 terjadi pada sekitar tahun 1970an melalui penggunaan komputerisasi, dan 4) Revolusi Industri 4.0 sendiri terjadi pada sekitar tahun 2010an melalui rekayasa intelegensia dan internet of thing sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.

Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara manusia berpikir, hidup, dan berhubungan satu dengan yang lain. Era ini akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang teknologi saja, namun juga bidang yang lain seperti ekonomi, sosial, dan politik.

Mengutip hasil Survei APJII beberapa hari sebelumnya, Juru Bicara Dedi Permadi menyatakan ada 196,71 juta pengguna internet di Indonesia atau sekitar 73,7% dari total penduduk, “Ini menunjukkan ada lompatan pengguna internet dan media sosial di Indonesia. Artinya kita sebagai bangsa semakin intensif menggunakan ruang digital kita," ujarnya. Indonesia termasuk negara yang rendah dalam literasi digital. Tingkat literasi Indonesia pada penelitian di 70 negara itu berada di nomor 62,” ujar Staf ahli Menteri dalam negeri (Mendagri), Suhajar Diantoro pada Rapat kordinasi nasional bidang perpustakaan tahun 2021.Lebih lanjut, Kepala Perpusnas M. Syarif Bando mengatakan persoalan Indonesia adalah rendahnya tingkat literasi.

Negara yang paling bagus literasi digital di dunia menurut data diatas adalah  negara Finlandia. 

 

Manurut ibu Leni Priska:” Sekolah terbaik di dunia ada di Finlandia”. Guru-gurunya lulusan master dengan kompetensi yang sudah teruji, yang selalu memberi apresiasi kepada siswa. Pembelajarannya lebih menekankan kepada metode bermain, self discovery. Lebih menekankan kolaborasi, bukan kompetisi. Siswa diwajibkan membaca buku minimal 1 buku setiap minggu.  Agar budaya literasi di Negar tersebut semakin hari semakin  baik.

Ada prinsip-prinsip  Pendidikan yang dianut oleh Negara Finlandia sehingga mengantarkan negara tersebut menjadi litersi terbaik, diatanranya adalah:

1. Sekolah dimulai pada usia 7 tahun. Usia 7 tahun menunjukkan kematangan psikologi anak untuk mengikuti pendidikan formal. 

2. Fasilitas perpustakaan ada di mana-mana. Di sekolah dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi, di desa-desa sampai ke mall dan tempat-tempat umum lainnya. Program perpustakaan sangat kreatif, sehingga perpustakaan menjadi tujuan favorit masyarakt Finlandia

3. Materity package dilengkapi buku. Disediakan buku paket ibu-ibu yang melahirkan berisi buku tentang paket-paket kebutuhan bayi, dan cara merawat bayi agar bisa tumbuh kembang dengan sempurna. Keluarga  merupakan gerbang pendidikan yang utama dan pertama.

4. Bacakan dongeng sebelum tidur. Dongeng itu sangat baik, karena bisa masuk kealam bawah sadar anak dan itu bias membuat anak menjadi cerdas. 

5. Acara TV asing dilarang dialih suarakan. Melatih anak membaca teks dengan cepat untuk bisa memahami acara yang ada di TV tersebut.


 

Ada 4 kompetensi Literasi Digital, yaitu:

1. Digital Skills. Membaca dan memahami peralatan digital.

2. Digital Ethics. Mengetahui dan memahami etika dalam literasi digital. Jaga sopan santun dan tidak nyinyir dalam komentar. 

3. Digital Safety. Berhati-hati dalam menjaga keamanan data pribadi. Tidak sembarangan membagikan data pribadi kepada pihak-pihak lain.

4. Digital Culture. Kemampuan membangun wawasan kebudayaan bangsa. 

Masih ada satu lagi kompetensi literasi digital yang harus dikembangkan yaitu:

5. Menciptakan peluang. 


Dalam menciptakan peluang harus mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Kebutuhan. Dalam menciptakan peluang harus memperhatikan kebutuhan masyarakat saat ini. Sesuaikan dengan kebutuhan pangsa pasar yang sedang trend dan in sehingga banyak dicari masyarakat.

2. Kemampuan. Sesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing dengan ATM. Amati, Tiru, Modifikasi.

3. Hobi. Menciptakan peluang sesuai dengan hobi akan sangat mengasyikkan.

4. Lokasi. Pilihlah lokasi yang strategis dan mudah dijangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.

5. Usaha. Mulailah merintis usaha, sebar info-info tentang usaha kita melalui pamflet dan flayer. Masifkan melalui media sosial yang kita punya.

 

Dari paparan materi tersebut kita bisa merasakan begitu banyak manfaat literasi digital.

Apa saja manfaat Literasi Digital? Setidaknya ada 8 manfaat literasi digital:

1. Hemat waktu

2. Hemat biaya

3. memperluas jaringan

4. Ramah lingkungan

5. Membuat keputusan lebih baik

6. Belajar lebih cepat dan efisien

7. Memperoleh informasi terkini dengan cepat

8. Memperkaya keterampilan

Di akhir acara narasumber akan memilih 3 karya peserta yang terbaik untuk mendapatkan hadiah.

III. PENUTUP

Oleh Narasumber

KLOSING STATEMEN

1. Untuk menjadi  penulis yang baik, tidaklah sulit, yang terpenting teruslah untuk mengasah keterampilan digital kita. ibaratnya seperti batu akik sebenarnya batu biasa, karena sering di asah alias di gosok, maka akan menjadi indah dan mahal harganya, seperti teringat ungkapan OmJay, “ Menulislah setiap hari,  Tunggu  keajaiban yang akan  terjadi.

2. Dalam mengembangkan  bakat  menulis,  kata kucinya “Jangan pernah takut mencoba” untuk mengembangkan potensi diri.. Begitu banyak inspirasi dari siapa saja. Bisa dari nonton televisi, baca “WA Group”, melihat tulisan orang lain diblog dll.Tinggal memilih mana yang sesuai dengan minat dan kemampuan kita. 

Semoga bermanfaat. Salam literasi . Ayo membacaAyo berkarya. Salam blogger Indonesia

Salam Guru Motivator Literasi Digital

Diakhir dengan motivasi

"Buku adalah pertemuan dua kekuatan yang berhasil memengaruhi pendidikan manusia yaitu seni dan sains. Keduanya bertemu dalam buku."

“Buku adalah jendela dunia" dan "membaca buku adalah membaca kehidupan". Jika digabungkan kedua pernyataan tersebut maka "buku merupakan sebuah jendela untuk melihat dan belajar dari kehidupan orang lain yang ada di dunia ini".

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTEMUAN KE 20: Pengembangan Kualitas Hidup melaui Program Literasi Digital

PERTEMUAN KE 17 Berbagi Praktik Baik literasi Digital

Gelombang 22 Pertemuan. 29 “ Blog Sebagai Sarana Pembelajaran