Gelombang 22, resume 7RESUME "PERTEMUAN KE 7" BELAJAR MENULIS
Judul : Mengatasi writer's blog
Hari dan tanggal : Senin, 18 oktober 2021
Pemateri : Ditta Widya Utami, s.pd., gr.
Moderator : Maesaroh, m.pd
Oleh : Miswan
Prakata
Group "Belajar Menulis" tidak terasa sudah Hari ke 7 kita jalani. Namun baru beberapa tulisan yang saya tulis di blok saya. Mudah-mudahan, esok atau lusa lebih bersemangat lagi untuk menulis. Dengan segala ilmu yang Narasumber telah berikan, mudah-mudahan memotivasi diri untuk menulis dan banyak menulis lagi. Malam ini dengan judul "Mengatasi Writer"s Blok", saya coba merangkum dengan membuat resume selengkap mungkin agar mudah dipahami Ketika para pembaca ingin mengambil dari intisari materi kali ini.
PEMBUKAAN
Saat itu waktu sudah menunjukan pukul 19.00 Moderator memulai acara dengan mengunci WA geup agar konsentrasi peserta terfokus pada materi. Membuka acara dengan mengucapkan salam, moderator mulai "beraksi".
"Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat malam Bapak/Ibu hebat Penggiat Literasi se-Nusantara. Malam ini berjumpa kembali dengan Sang Blogger Milenial. Semoga semangat literasi Bapak/Ibu semakin mengudara hingga sampai pada puncak paling elegan dan punya tempat di hati para penikmat tulisannya. Malam ini saya akan membersamai Narasumber cantik nan cerdas asal Subang, setelah minggu kemarin kami colab menjadi Narsum di kelas PPPK, malam ini Alhamdulilah colab di kelas menulis gelombang 21 dan 22. Materi yang akan dibawakan bu Ditta adalah Mengatasi Writer's blocks. dimana sebagai penulis pemula, WB merupakan gejala paling umum ditemukan.". Begitulah moderator membuka acara dengan penuh motivasi.
Narasumber tidak lupa memperkenalkan Narasumber agar para peserta merasa mengenal lebih dekat, dan apabila sudah dekat, materi dapat tertangkap dengan mudah.
Berikut Profil Narasumber;
Narasumber cantik nan cerdas asal kota Subang. Sang peraih Penghargaan Bupati Subang (2020), pula peraih Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi (2021). Prestasi literasinya yang membanggakan hingga karyanya yang mampu menembus Penerbit Mayor, memberikan jejak prestasi literasi yang baik bagi tanah Subang.
Beliau gemilang dengan karya di masa muda yang membahana, semangat literasi yang luarbiasa memikat hati para pembaca.
Beliau adalah perempuan cerdas bernama Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.
Mengawali karir sebagai peserta kelas menulis PGRI pada gelombang 7, beliau mampu membuktikan kepiawaiannya dalam menulis, hingga naik kelas menjadi moderator dan menjadi Narasumber di berbagai pelatihan.
Moderator mengajak melihat lebih jelas dengan melihat dalam CV berikut;
https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html
MATERI INTI
Dengan keramahan hati, Narasumber menyapa pesrta semua dengan ucapan salam dan ucapan terimakasih pada tim "TIM BELAJAR MENULI", serta rasa senangnya dapat bersama dengan peserta belajar menulis pada malam ini.
Narasumber mempersilakan peserta untuk menulis 3 kata: HUJAN, PAGI, HANTU
Berikut tulisan dari peserta sebagai tantangan Ibu Nara Sumber
1.
Nama : Euriah Lamani
Gelombang :22
Asal daerah medan
Tulisan: Tanpa terasa sudah lebih dari 15 menit hujan turun dengan lebatnya, ndelalah malam ini tepat malam Kliwon, yang menurut kabar ntah darimana kebenarannya, malam Jumat identik dengan Hantu. Apa yang harus kulakukan?
Sampai tengah malam seperti ini, aku tak dapat memejamkan mataku karena hujan deras disertai petir, aku khawatir proyek kerupuk ku tidak bisa dijemur pagi hari.
Ntah lah ..
2.
Nama : Jaitun
Gelombang : 22
Asal Daerah : Seruyan (Kal-Teng)
Malam itu hujan deras sekali, saya bersama teman saya sedang menjaga Abah Mama di Rumah Sakit, ketika melintas di ruang sebelah, teman saya nyaii ronggeng kaget dan ketakutan melihat seorang perempuan duduk sendu sambil menggendong bayinya, yang dikiranya hantu saya juga ikutan ketakutan, ehh besok pagi nya kami lihat kembali, ternyata hanya sebuah patung batu.
Sekian terima kasih, kisah dari saya.
3.
Nama : Elyda Gusti Nasution
Gelombang : 22
Asal daerah : Padangsidimpuan, Sumatera Utara
Tulisan
Hari ini hujan turun, membasahi tanah Sidempuan. Aku berangkat menuju 'rumah ilmu' pada pagi hari ditemani dengan sejuknya cuaca. Sejumlah tugas dan agenda telah menghantui pikiranku. Berharap semuanya mampu ku selesaikan dengan baik. Tetap dan terus berusaha serta berdo'a.
4. Nama Romdiyah
Gel 22
Hujan turun begitu deras dan begitu lama hingga menghabiskan waktu sepanjang hari. Dunia begitu terasa sejuk. Yang terdengar hanya suara rintikmu yang seolah kau sedang mencurahkan apa yg ada dilangit
Seperti hati ini yg sedang larut dalam rasa pilu...
Ingin kuteteskan airmata ini sederas hujan hari ini
Agar setidaknya bisa kenghilangkan rasa pilu hatu karena kehilanganmu
Untukmu yang ada disana ...
Rinduku terbentur nisan
Mama merindukanmu
Mama titip air mata ini bersama rintik deras hujan
Tuhan sejukkan hati ini sesejuk derasny hujan hari ini
Love you my son
Tenanglah dialammu yang baru
5.
Nama : Istianah
Gelombang : 22
Asal daerah : Kutai Kartanegara
Tulisan:
Hujan tak kunjung reda
Pagiku jadi tak bergairah
Enggan menggapai asa
Malas kembali bersemayam
Menjadi hantu kehidupan
Yang terus membayang
6.
Nama : Mulyanita
Gelombang : 22
Asal daerah : Bekasi
Pagi ini, hujan turun dengan derasnya. Mengajak kabut dingin yang membuat jiwa ingin tetap lelap dalam selimut hangat. Namun panggilan ayam yg berkokok memanggil raga untuk bangkit. "Rasa malas ini tidak boleh menjadi hantu bagi masa depanku", begitu caraku memotivasi diri pada pagiku ini.
Dari tulisan peserta diatas, Narasumber menyampaikan bahwa, sebagian mungkin ada yang masih merasa malu, takut tidak sesuai kaidah, takut dibandingkan dengan hasil orang lain, dsb. Sehingga tidak menulis juga.
Apa-apa yang saya sebutkan tadi adalah contoh penyebab WB, Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tuli. Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional.
Apa itu writer's block ?
WB juga tidak terbatas pada penulis buku saja. Blogger, mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir, screen writer (penulis naskah seperti untuk film, sinetron), script writer (penulis teks untuk dibacakan pembaca berita), dll juga bisa mengalami WB. Dalam sebuah artikel di idntimes disebutkan bahwa berdasarkan sebuah penelitian dari Yale psychologists pada tahun 1970 dan 80-an yang akhir-akhir ini kembali ditinjau New Yorker, writer's block merupakan hal yang konkrit dan fenomena yang bisa diatasi.
Untuk memahami fenomena ini, dua orang psikolog, Jerome Singer dan Michael Barrios pun mengadakan sebuah penelitian terhadap para penulis dengan latar belakang berbeda.
Beberapa penyebab WB;
Topik yang asing atau mencoba metode baru dalam menulis bisa membuat kita mengalami WB.
Bagaimana solusinya?
Antara lain bisa dengan mempelajari lebih seksama terkait metode baru tersebut (misal terbiasa menulis cerpen kemudian harus menulis KTI). Atau jika terkait tema, kita bisa jeda sedikit saat menulis lalu membaca referensi tambahan terkait tema untuk memperkaya wawasan dan kosa kata.
Stress juga bisa jadi penyebab WB.
Anda yang terlalu khawatir dengan penilaian orang, bisa jadi menyimpan tulisan untuk dikenang. #eh alias disimpan sendiri.
"Orang bakal suka gak ya? Ini dah sesuai KBBI belum ya? Diksinya dah oke belum ya?" daaan berbagai pertanyaan sejenis bisa membuat kita terserang WB.
Untuk kasus ini, kita harus selalu ingatkan pada diri sendiri bahwa "kita tak akan pernah bisa membuat semua orang suka dengan kita, tapi yakinlah bahwa apa yang kita tulis akan tetap bermanfaat minimal bagi diri sendiri (bukankah menulis pun bisa jadi terapi psikologi?).
WB bisa juga menjadi indikator bahwa fisik/mental kita sedang lelah. Banyak pekerjaan misalnya. Selain lelah fisik, work under pressure juga bisa menyebabkan kita lelah secara mental. Nah, saat ini terjadi, yuk ambil nafas sejenak dan rehatlah. Refresh kembali hati, fisik dan pikiran kita.
Hal lain yang juga bisa menjadi penyebab WB adalah terlalu perfeksionis. Misal tulisannya harus dibaca ratusan dan ribuan orang (kalo gak gitu gak akan nulis). Tulisannya harus jadi juara lomba (kalo gitu mungkin g bakal ikut lomba) dsb.
Memiliki target dalam menulis itu penting. Tapi jangan sampai hal tersebut membuat kita terlalu perfeksionis sehingga malah kehilangan ide ide baru untuk menulis.
Simulasi di atas adalah contoh dari menulis bebas. Namanya juga menulis bebas, aturan penggunaan tanda baca dll yang sesuai PUEBI bisa dikesampingkan terlebih dahulu. Yang penting nulis dulu. Kalau pun masih ada yang salah, masih bisa diperbaiki.
Disini bisa kita cek bahwa ada beberapa tulisan dari peserta yang typo, belum menggunakan tanda baca, dsb. But it's ok. Mengapa? Karena hal tersebut bisa di revisi lagi.
Melansir dari laman Writer’s Digest, menulis bebas akan membantu melatih otak dalam hal menggali kata-kata yang sebenarnya sudah ada di dalam kepala sejak lama, dan memberikan tempat untuk kata-kata baru tersebut dalam proyek tulisan yang sedang kita kerjakan saat ini.
Dengan melakukan kegiatan menulis bebas secara rutin, kita bahkan bisa menemukan ide-ide baru untuk menulis banyak hal lain. Ini tentu saja bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit WB.
Contoh tulisan bebas pertama dari Narasumber untuk pembelajaran dapat dilihat di link; https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/07/saat-mulut-bekerja-lebih-cepat-daripada.html
Komentar
Posting Komentar