Gelombang 22 Resume hari ke 4, "menulis buku dari karya ilmiah"

 

Judul                           : Menulis buku dari karya ilmiah

Hari dan tanggal       : Senin, 11 oktober 2021

Pemateri                     : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Moderator                  : Rosminiyati

Oleh                            : Miswan

Waktu berjalan dengan cepat, tak terasa hari ini sudah memasuki pertemuan ke 4 pada group "Belajar Menulis". Kusiapkan meja, labtob dan secangkir teh panas untuk menemaniku, kali ini aku menulis disamping rumah ada taman nan indah yang baru ku buat, suasana hati  terasa terinspirasi dibalut dengan hijaunya tanaman disekeliling ku, cahaya lampu yang sangat terang, lalu kubuka labtob, dan gawai yang ku miliki, Kubuka grup “WA” Belajar Menulis dan sepuluh jariku mulai beraksi. Huruf-huruf pada keyboard laptopku mulai kuelus dan kutekan, satu demi satu merangkai kata merajut kalimat dan menyatu dalam sebuah resume

Tepat pukul 19.00 belajar menulis dimulai. Dengan dipandu moderator Ibu Rosmayati, belajar diawali dengan menyampaikan tema malam ini, yaitu “ Menulis Buku dari Karya Ilmiah”. Selanjutnya moderator menyampaikan susunan acara sebagai berikut;

  1. Pembukaan;
  2. Materi inti (19.00 – 20.00 WIB);
  3. Sesi Tanya jawab (20.00 – 21.00 WIB);
  4. Penutup

 

I. PEMBUKAAN

Oleh Moderator

Keberhasilan suatu acara tidak lepas dari kehebatan moderator dalam mengendalikan acara,  gaya komunikasi yang interaktif, motivasi  kepada audien yang membangkitkan suasana, itu adalah hal  yang sangat penting, kali ini yang menjadi seorang moderator  adalah Ibu Rosminiyati, guru SMK Negeri 2 Pangkalpinang. tercatat sebagai peserta belajar menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 19. Mulai belajar dari “Nol Besar” hingga bisa menerbitkan buku 200-an halaman hasil resume 30 kali pertemuan. Semua itu hanya bermodalkan, ikhtiar yang maksimal dan  Bismillah dan semangat, serta tekad yang kuat", Ujarnya.

Ada beberapa pesan dan kata motivasi bagi seluruh peserta  yang disampaikan  Ibu Rosminiyati, sang moderator, Sebelum melanjutkan pada materi inti;

  1. Bapak/Ibu berada di sini bukanlah kebetulan, melainkan ada “rencana besar Allah yang dipersiapkan-Nya”. Oleh karena itu, jemputlah takdir dengan ikhtiar yang maksimal.
  2. Belajar menulis ada di mana-mana, bahkan Bapak/Ibu di sini ada yang menulisnya sudah luar biasa bagusnya. Namun, kelas menulis PGRI asuhan Om Jay ini sangat istimewa. Di samping menunya yang luar biasa, juga materinya disajikan dengan penuh cinta. Tidak hanya tentang menulis, melainkan juga tentang bagaimana menjadi pribadi yang lebih berguna.
  3. Pada saat Bapak/Ibu masuk di kelas ini, maka gelar sebagai blogger dan writer langsung melekat pada diri Bapak/Ibu. Oleh karena itu, pertahankan dengan sebaik-baiknya.
  4. Buatlah resume dengan sepenuh hati dan dengan selengkap-lengkapnya dengan menggunakan kalimat sendiri. Manfaatnya, menjadi bahan rujukan belajar dan memudahkan Bapak/Ibu dalam mengikatnya menjadi buku solo.
  5. Segera “praktikkan ilmu” dari narasumber dalam menulis resume atau pun tulisan lainnya agar perbaikan dalam menulis langsung dirasakan. Dalam kurun waktu sebentar saja, hasilnya akan menakjubkan. Saya sudah membuktikannya.

Moderator juga mengajak untuk menyaksikan video yang telah diungga pada Youtube dengan link yang sudah disematkan, yaitu: 

https://www.youtube.com/watch?v=6am-ohG0cbs 

Harapan terbesar, semoga sajian beliau dapat menggunggah kita semua sebagai peserta, terutama yang masih enerjik. Beliau yang sudah tidak muda lagi saja bisa, seharusnya yang “Jauh Lebih Baik” dari pada beliau. Bukan Sebaliknya!” Ibu Rosminiyati. Beliaupun membacakan  CV yang menjadi Narusmber kali ini:

Profil Narasumber:

Nama                : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

TGL                   : Kudus, 12 Juni 1989. 

Kuliah S1          : Univeritas Negeri Semarang 

Kuliah S2          : Universitas Negeri Semarang. 

Instansi             : SMP Negeri 8 Semarang. 

Aktivitas lain   : Aktif menulis di blog

Komunitas     : Tergabung dalam komunitas sejuta guru ngeblog, Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan, penulis di Penerbit Andi Offset, penulis di penerbit Innovasi. Publishing, salah satu tim admin di website guru penggerak, Pengurus pena guru di yayasan guru nusantara, anggota komunitas koordinator virtual Indonesia dan masih banyak lagi.

 

II. MATERI INTI

Oleh Narasumber

“Ayo  para pembaca yang  hebat, sekarang kita  masuk kepada materi inti yaitu “Bagaiman cara menulis buku dari karya ilmiyah, Nah, ini sangat penting pagi seorang guru dalam meningkat kompetensi atau keterampilan jika kita memiliki semangat  yang tinggi,  sesuai papatah arab yang mengatkan “Man jadda wa jada”, barang siap yang sungguh-sungguh pasti akan bisa”. Materi diawalai dengan salam pembuka oleh Narasumber. 

 

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat malam bapak ibu hebat semua.. Semoga selalu dalam keadaan sehat dan dilindungi  oleh Allah SWT." “Amiin, YRA.

"Puja dan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya kepada kita semua sehingga malam hari ini kita bisa bertatap muka meski secara maya di kelas yang super hebat ini."

Setelah menyampaikan salam dan memperkenalkan diri, selanjutnya Narasumber dengan bijak menyampaikan tujuan pertemuan pada malam hari ini.

"Malam hari ini, saya tidak ingin menggurui bapak ibu, karena saya sendiri masih tahap belajar dari banyak pakar di grup ini. Hanya ingin sedikit berbagi pengalaman dalam menulis. Saya juga tidak ingin dipanggil “pegiat literasi” karena merasa belum cocok sampai ke tingkat itu. “Ujarnya."

Materi yang Narasumber sampaikan dapat saya rangkum sebagai berikut:

 


Dua buku di atas yang merupakan ubahan Daeun karya ilmiah beliau.

Pasti kita penasaran, mengapa kok beliau susah-susah mengubah kedua karya ilmiah ini menjadi buku karena pastikan 2 kali kerja. Ini adalah pertayaan yang muncul di alam pikiran kita,.”Bukan begitu?

Ternyata jawabannya adalah beliau ingin tidak hanya beliau saja yang membaca karya ini, tetapi banyak orang yang bisa menikmati karyanya. Akhirnya beliau putuskan untuk mengkonversinya menjadi buku.

Namun, prosesnya ternyata tidak mudah. Antara laporan karya ilmiah dan buku tidaklah sama. Ada beberapa hal yang harus dihilangkan dan ada beberapa hal yang harus ditambahkan. Lalu bagaimana proses menulis buku dari karya ilmiah ini?

Ini, ada berikut “TIPS” dan “TRIK” menulis buku dari karya ilmiah.

1. UBAH JUDUL

Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. Sebagai contoh 

Judul Tesis, Pengembangan Modul Berbasis Riset Pada Materi Reaksi Redoks Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas X SMA

Ketika diubah menjadi judul buku menjadi "Kiat Menulis Modul Berbasis Riset"

Bisa kita lihat dari contoh judul di atas, objek/fokus penelitian Tesis terletak pada pengembangan / pembuatan modul. Jadi ketika diubah menjadi judul buku, sesuaikan dengan fokus penelitian itu.Tinggal menambah kata seperti “KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES “atau yang lainnya agar menjadi judul popular.

2. UBAH DAFTAR ISI

Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa 

BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah

BAB 2 Landasan teori

BAB 3 Metode penelitian yang berisi rumus2 statistika

BAB 4 Hasil dan pembahasan

BAB 5 Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Namun ketika diubah menjadi “BUKU”, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)

Bab 1 (Why) menjelaskan pentingnya modul BERBASIS RISET

Bab 2( APA) menjelaskan apa itu modul berbasis riset

Bab 3,4,5, dan seterusnya ( How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya. Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.

Sebagai contoh BAB 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi

2.1. Hasil belajar

2.2. Media pembelajaran

2.3. Modul

2.4. Metode pembelajaran

2.5  Pembelajaran berbasis riset

Ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu

Sub bab 2.1. Hasil belajar menjadi bab 2 buku

BAB 2 TEORI BELAJAR

2.1. belajar

2.2. permasalahan dalam pembelajaran

2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Sub BAB 2.2. Media pembelajaran menjadi bab 3 buku

BAB 3 MEDIA PEMBELAJARAN

3.1. Pengertian media

3.2. Jenis media

3.3. Manfaat media

Sub BAB 2.3. Modul menjadi bab 4 buku

Bab 4 mengenal modul 

4.1.Pengertian modul

4.2. Karakteristik modul

4.3. Sistematika modul

4.4. Kelebihan modul

Lakukan hal tersebut hingga sub bab pada karya ilmiah selesai dibahas menjadi bab baru pada buku. Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, kita sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah.

3. UBAH SEDIKIT ISI KARYA ILMIAH

Hilangkan semua kata "penelitian, laporan PTK, laporan skripsi" dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Cukup grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin pintar membuat literasi penulis maka akan semakin bagus buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku. 

Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Namun, “hindari” menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.

4. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit. Untuk isi dari karya ilmiah versi buku tidak melulu dan harus menampilkan data hasil penelitian. Sebagai contoh buku daftar isi buku gamifikasi tidak saya sertakan hasil penelitian nya karena fokus saya dalam buku tersebut adalah membahas tentang bagaimana membuat aplikasi gamifikasi dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran.


Kesimpulannya, sebelum mengkonversi karya Ilmiah yang bapak ibu miliki, tentukan “Topik“ yang akan dibahas secara detail dalam buku itu. Apakah pada perancangannya, penerapannya, aplikasinya atau yang lainnya. Jika sudah maka akan lebih mudah mengubah karya ilmiah itu. Dan satu lagi yang terpenting, isi buku jangan sampai sama persis dengan isi dari karya ilmiah. Kita bisa menggunakan teknik parafrase atau teknik lainnya agar tidak ada kesamaan kalimat pada buku ini. Karena jika ada kesamaan, maka akan terjadi yang namanya “self plagiarisme.”

Untuk  membuat  buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita. Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya.

Agar karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya. Ini lebih baik daripada berbagi file laporan karya ilmiah kita. Jika karya ilmiah kita dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku karya ilmiah karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selian itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya dan akan dikenang selamanya, walau diri kita sudah tiada di dunia ini.

Seusai pemberi materi Modertor Ibu Rosminiyati, memandu kegiatan  tanya jawab, “Dipersilahkan kepada bapak/ibu yang hebat untuk melayangkan pertanyaan di nomor yang Sudah diberikan !”

III. TANYA JAWAB

Pertanyaan 1

Daru, SD Pembangunanan Jaya, mohon ijin bertanya: saya suka menulis dan sering sekali ikut lomba karya ilmiah dan menulis karya ilmiah. Namun, hasil tidak pernah bagus. Saya tidak pernah menjadi finalis atau tulisan saya tidak lolos seleksi. Saya sampai hopeless namun takut patah semangat. Karena itu mohon advice ibu kiat supaya saya bisa menulis karya ilmiah yang bagus dan sukses...terima kasih

Jawab narsum 1

Terima kasih pak daru yang keren ☺️

MasyaAllah, tidak sembarang orang menyukai penulisan karya ilmiah lho bapak, karena memang terbilang susah apalagi jika sudah masuk ke analisis hasil penelitian (pengalaman pribadi.. Hehe) 

Dari pengalaman saya mengikuti dan membimbing beberapa lomba, karya yang biasanya dilirik oleh juru adalah yang “unik dan kekinian” tapi mudah dipraktikkan atau dibuat oleh orang lain. Jadi memang kebermanfaatannya untuk orang lain terasa sekali. Sebagai contoh, dulu pernah menulis tentang TORAKUR (tomat rasa kurma). Idenya sederhana hanya menjadikan tomat yang nilai jualnya terhitung rendah, menjadi barang yang istimewa dan berharga jual tinggi. Dan ini ternyata dilirik juri karena unik tetapi menghasilkan. 

Ada lagi dulu seorang narasumber di kelas menulis Om Jay. Beliau guru berprestasi kalau tidak salah, dari Yogyakarta. Beliau membuat “alat peraga globe berkamera” (seingat saya). Jadi anak bisa melihat secara 3D dengan alat peraga tadi. Idenya sederhana, tapi unik dan saat ada orang lain yang ingin membuatnya kembali, gampang dipraktikkan. Biasanya hal-hal seperti itu yang menjadi pertimbangan juri. 

Pertanyaan  3

Assalamualaikum Bunda Nora yang smart. Saya Widya dari kelas menulis gelombang 21. Membaca paparan materi dari bunda mengingatkan kembali perjuangan saya membuat skripsi bertahun-tahun yang silam. 

Menurut saya, untuk mengubah karya ilmiah yang kita miliki menjadi buku tentu perjuangan berat lagi yang kedua.

Pertanyaan saya agar buku yang kita buat dari karya ilmiah itu enak dibaca, bahasanya familiar. Apakah kita perlu merombak total bahasa didalam karya ilmiah kita tersebut. 

Seperti tadi judul yang diubah. Bahasa yang kita pakai saat mengubah karya ilmiah menjadi buku apakah bahasa formal, baku seperti karya ilmiah ataukah menjadi bahasa yang lebih santai, mudah dipahami semua kalangan, dan tentunya enak dibaca.  Sehingga menghilangkan kesan pembaca seperti membaca karya ilmiah yang cenderung membosankan. 

Jawaban narsum 3

Terimakasih bu widya

Untuk gaya bahasa dan penulisan kembali ke selera penulis masing-masing bu. Karena bahasa buku tidak ada aturan baku, boleh menggunakan bahasa yang lebih santai untuk mengurangi kekakuan, boleh juga masih ilmiah. Tergantung masing-masing penulis. Jika menggunakan bahasa yang santai otomatis akan merombak total isi dari karya ilmiah.

Pertayaan  4

Kustiyah (Palangkaraya)

Mohon ijin ditampilkan daftar isi tesis dengan daftar isi yg diubah menjadi buku . Untuk membandingkan subjudul apa yg dibuang dan apa yg ditambahkan.🙏

Jawaban 4


Daftar isi tesis


Daftar isi tesis versi buku

Pertanyaan  5

Assalamu'alaikum Wr, Wb

Saya ibu suyatinah, SMA N 1 Banguntapan, Bantul, diy.

Ijin bertanya mbak Nora : penelitiann yang pernah saya buat berupa PTK dengan fokus model pembelajaran. Apakah jika diubah menjadi buku, fokusnya pada model pembelajaran itu, terus dikembangkan? 

Jawaban nasum 5

Terima kasih bu suyatinah

Betul ibu, bisa dibahas macam dari model pembelajaran. Tapi nanti akan fokus pada satu atau beberapa model. Bisa dijelaskan bagaimana perancanganya, ketika diterapkan dalam pembelajaran, kelemahan dan kelebihan serta lainnya. 

Akan lebih bagus lagi jika disesuaikan dengan kondisi sekarang yang dalam keadaan pandemi, Kira-kira apakah efektif atau tidak jika diterapkan dalam PJJ atau PTM terbatas

Pertanyaan  10

Assalamu'alaikum Wr. Wb. 

Perkenalkan Ibu, saya Iksan dari Kebumen. 

"Tadi disebutkan bahwa daftar pustaka tidak boleh dari blog pribadi. Jika kita mengambil sumber dari internet/blog resmi, bagaimana aturan penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar?".

Terimakasih. 

Wassalamu'alaikum wr. Wb.

Jawaban 10

Terima kasih pak iksan

Untuk penulisan daftar pustaka dari internet seperti ini, urutannya adalah sebagai berikut:

1. Nama. Cara penulisan nama untuk artikel daring tidak berbeda dengan penulisan nama dari sumber buku maupun artikel cetak.

2. Tahun Penayangan. Tuliskan tahun penayangan dari artikel tersebut. Ingat tahun tayang artikel, BUKAN tahun akses

3. Judul artikel

4. Alamat URL (https://....) 

5. Waktu Pengambilan / waktu akses (diakses tanggal....)

IV. PENUTUP

Sekarang mulailah menulis sesuatu yang bisa membuat hati kita senang dengan tidka terpaksa. Senang berarti kita menyukai apa yang kita tulis. Jika kita suka menulis cerita pribadi, tuliskan itu. Jika menyukai tulisan yang berkaitan travelling, tuliskan. Suka yang ilmiah2, buatlah buku pegangan. Suka menulis resume, maka semua pelatihan yang kita ikuti, kita buat resume nya".

"Karena jika sudah suka maka tidak lagi merasa susah dan terpaksa. Dan jika sudah suka, jikalau di tengah perjalanan ada masalah atau rintangan, akan lebih mudah menyelesaikannya." 

"Dan selalu ingat, buku ada memori diri kita, meskipun kita sudah tiada, melalui bukulah nama kita akan selalu dikenal sepanjang masa."

Kesimpulan dari moderator "Dapat saya simpulkan bahwa KTI yang sudah ditulis dengan susah payah dapat diubah menjadi buku yang dapat memberikan manfaat yang lebih luas. Langkah-langkah menyusun buku dari KTI menjadi lebih mudah jika mengikuti langkah-langkah yang sudah disajikan."

Demikianlah materi tentang  "menulis buku dari karya ilmiah" ini. Semoga apa yang telah kita pelajari hari ini, membawa kebermanfaatan bagi  kita semua.  

Ingetlah Quote Motivasi Ini !”

“Goal without a plan, is ust a wish” (Antonie de Saint-Exupery)

“Success doesn’t jush happened. It’s palnnerd for.

Failling to plan is  plan to fail” (Alan Lakein)

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTEMUAN KE 12 MENGEKSPRESIKAN DIRI YANG BAIK DI MEDIA SOSIAL

Pertemuan ke 2: Yuk kelola Jejak Digital Yang Baik

Pertemuan ke 6: Menjadi Pejuang Kebenaran Di Tengah Gempuran Hoaks